Konferensi Perubahan Iklim (COP20) di Lima, Peru. Foto: Reuters |
Sekitar 190 negara pada konferensi perubahan iklim (COP20) di Peru pada Minggu (14/12) membangun blok-blok kesepakatan untuk mengatasi perubahan iklim pada 2015. Kerangka Kerja Konvensi Perubahan Iklim PBB (United Nations Framework Convention on Climate Change/UNFCCC) di Lima, Peru, berakhir dengan kesepakatan yang meliputi pilihan-pilihan dengan cakupan luas untuk mencapai kesepakatan global.
Kesepakatan ini dipandang perlu saat dunia dituntut untuk bisa berpartisipasi dan lebih aktif dalam memangkas emisi gas rumah kaca. Pembicaraan yang berlangsung dalam dua hari terakhir menghasilkan empat halaman sebagai draft dokumen yang meminta negara-negara mengajukan rencana nasional untuk mengatasi pemanasan global sebagai dasar kesepakatan global baru yang akan diajukan di Paris dalam satu tahun sebelum konferensi berikutnya di Paris Desember 2015.
Draf itu memberikan kesempatan bagi negara-negara berkembang, termasuk Tiongkok dan India, memangkas emisi dengan beban yang lebih ringan dibandingkan negara-negara kaya dalam perekonomian global.
"Kita mendapatkan apa yang kita inginkan," ungkap Menteri Lingkungan India, Prakash Javedekar, yang mengatakan, draf ini akan mengimbau negara kaya memimpin langkah dalam untuk memangkas emisi dan memecah kebuntuan perundingan. Dia menambahkan bahwa kesepakatan pada akhir pembicaraan iklim dua pekan itu juga membuat jelas bahwa negara-negara kaya harus memberikan dukungan finansial kepada negara-negara berkembang dalam membendung percepatan perubahan iklim global.
Komisioner Aksi Iklim dan Energi Eropa, Miguel Arias CaƱete, juga menilai draf dokumen itu merupakan jalan menuju kesepakatan Paris. "Ini dokumen yang bagus untuk menata jalan menuju Paris," kata Komisioner Aksi Iklim dan Energi Eropa, kepada kantor berita Reuters.
Perundingan ini memecah kebuntuan antara negara maju dan negara berkembang dalam dua pekan terakhir untuk menyelesaikan draf kesepakatan iklim internasional baru yang akan menjadi kunci dalam pembicaraan di Paris tahun depan.
Sumber: Medialingkungan.com