Tanjung Ghe'en/Tanjung Gaang
Ini adalah spot yang wajib dikunjungi buat para traveler jika ke Pulau Bawean. Lokasi ini berjarak hanya sekitar 10 km dari Pelabuhan Bawean.
Karena tidak ada petunjuk khusus menuju lokasi ini jadi kita harus banyak bertanya ke penduduk sekitar dan mengandalkan Google Maps. Kalau menggunakan Google Maps maka kita harus menuju Pantai Somor-Somor terlebih dahulu.
Pagi-pagi sekitar jam 8 pagi kami menuju lokasi ini. Sebelumnya kami sudah ke sini di hari pertama tapi karena sudah sangat sore jadinya kami agak bingung lokasi tepatnya (padahal lokasinya cuman beberapa meter lagi dan tersembunyi di balik pepohonan).
Sebenarnya petunjuk arah ke Tanjung Ghe’en ada di jalan utama tapi selanjutnya tidak ada lagi. Setelah masuk dari jalan utama, kemudian memasuki jalan desa/perkampungan. Sampai di Pantai Somor-Somor, yang merupakan pantai dimana masyarakat biasa membuat dan memperbaiki kapal nelayan.
Sunset di Pantai Somor-Somor |
Setelah jalannya mentok, kemudian ada petunjuk arah dari papan kecil (yang dibuat oleh mahasiswa KKN) kemudian ambil jalan setapak ke kanan menuju perbukitan, sebelumnya kami ke sini trekking. Kondisi medannya adalah perbukitan dengan pepohonan jati. Kemudian semak belukar yang hampir menutupi jalan setapak. Karena membawa motor, harus hati-hati. Kemudian sampai di tanah lapang/reruputan dan kamipun memarkirkan motor.
Sesuai petunjuk dari masyarakat sekitar, kami mengambil jalur kanan, di balik pepohonan terlihatlah lokasi yang kami tuju, spot foto Tanjung Ghe’en.
Sesuai namanya, Tanjung bearti daerah yang menjorok ke laut. Dari titik ini terlihat perbukitan yang menjorok ke laut. Di spot kami berdiri, terdapat bukit karang yang di sebelah kiri menghadap ke laut lepas. Walaupun demikian saat itu ombaknya cenderung tenang. Dengan airnya yang sangat bening terlihat ikan-ikan yang besar-besar (kalau sore biasanya banyak pemancing datang ke sini).
Terdapat kolam alami raksasa yang di kelilingi oleh karang dan bukit hijau. Airnya yang bening hingga kelihatan dasar, berwarna hijau kebiruan mengundang kami untuk berenang di sana. Bebauan karangnya berongga, membentuk goa-goa dan lobang-lobang. Sepertinya lokasi ini sangat cocok untuk snorkeling cuman sayang kami hanya berdua di sini tanpa pemandu.
Kolam natural |
Kolam natural |
Kolam natural |
Kolam natural |
Sisi lain |
Sisi lain |
Sisi lain |
Sisi lain |
Sisi lain |
Pantai Kerrong
Masih ada waktu siang sampai sore, kami mengunjungi spot terakhir yang pilihannya jatuh pada Pantai Kerrong yang kami lihat sewaktu menuju Gili Noko.
Pantai ini berlawanan arah dari Tanjung Ghe’en, jadi kami harus balik dulu ke Pelabuhan. Untuk ke Pantai ini kira-kira 20km dari Pelabuhan.
Pantai ini baru di kelola dan dibenahi, jadi gak heran kalau masih banyak yang sedang bekerja di sini. Hanya di sini kami harus membayar biaya parkir (hanya Rp. 5.000). Di dekat parkiran terdapat saung-saung kecil yang menghadap ke laut. Untuk ke pantai kita harus turun melewati tangga-tangga beton.
Dermaga penyeberangan ke Gili |
Di bawah, terlihat pantainya masih dalam pembenahan. Terdapat café di atas laut dan pelabuhan kecil untuk menyeberang ke Gili. Kalau diliahat ternyata dari sini lebih dekat jaraknya ke Gili. Terdapat kolam air asin yang di dalamnya ada sekitar 10 kura-kura dewasa. Sayang sekali, seharusnya tidak dipelihara di kolam!!!.
Kura-kura di kolam ikan |
Tidak begitu lama kami di pantai, selanjutnya kami melihat Penangkaran Rusa Bawean, masih dalam satu pengelolaan. Terdapat sekitar 6 ekor Rusa Bawean, rusa yang hanya di temukan di Pulau Bawean. Rusa ini sudah termasuk hewan yang dilindungi karena populasinya yang semakin berkurang. Semoga saja mereka tidak punah..!!!
Oke sekian dulu cerita petualangan di Pulau Bawean. Semoga wisata di Pulau ini lebih diperhatikan dan dipromosikan. Dan semoka spot-spot wisata nya lebih diperhatikan kebersihannya.Rusa Bawean |
Link terkait:
- Gili dan Gili Noko
- Air Terjun Laccar, Danau dan Air Terjun Kastoba