Hari ketiga, setelah 2 malam di Senggigi, pagi-pagi kami langsung check-out dan lokasi menginap selanjutnya adalah di Mataram kota. Ini karena destinasi untuk 3 hari ke depan adalah objek wisata yang ada di Lombok Tengah dan Lombok Timur. Tujuan kami kali ini adalah ke Pink Beach/pantai Pink, Tanjung Ringgit dan Tanjung Beloam yang masih berada di satu kawasan, tepatnya di Desa Sekaroh, kec. Jerowaru, Lombok Timur.
Pink Beach/Pantai Pink/Pantai Tangsi
Jalan tanah ini menurut driver kami bisa mencapai 10km (tapi menurut saya sih palingan sekitar 6km), karena sudah musim panas jadi tanah terlihat kering dan banyak debu beterbangan. Di awal-awal jalan desa masih terlihat banyak rumah penduduk dan ladang-ladang tembakau (saya baru pertama kali melihat tembakau hahahha). Semakin ke ujung mendekati areaa pantai, tanah semakin kering dan hanya terlihat satu dua rumah. Di kiri kanan terlihat perkebunan sengon milik Perhutani yang daunnya meranggas. Namun, meranggasnya daun-daun sengon ini membuat pemandangan terlihat eksotic, pohon-pohon berwarna putih tanpa daun, ibarat berada di hutan mati.
Menurut info dari driver kami dan juga pemilik warung di Pink Beach, sebenarnya jalan desa ini mau dibangun oleh pemerintah untuk mengembangkan wisata, namun di tentang oleh oknum warga lokal yang tinggal di kawasan hutan milik Perhutani. Nah kabarnya gazebo-gazebo yang ada di bukit dan container yang menjadi shelter wisatawan telah di bakar oleh oknum warga tersebut. Dan infonya lagi, warga-warga yang tidak di kawasan hutan milik perhutani ini tidak mau dipindahkan dari lokasi.
Oh iya, kalo melihat di peta, area desa ini sebenarnya tanjung/daratan yang menjorok ke laut. Jadi tanjung ini terdapat tanjung-tanjung kecil. Di ujung tanjung ini terdapat Tanjung Ringgit dimana ini adalah ujung jalan desa ini. Di sebelah kiri terdapat Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan nama Pink Beach sementara di sebelah kanan juga banyak terdapat tanjung yang salah satu nya adalah Tanjung Beloam.
Sampai di pertigaan, lurus Tanjung Ringgit dan kiri ke Pink Beach, terdapat loket yang dijaga oleh warga setempat, wisatawan lokal membayar Rp. 10.000 per orang dan wisatan asing Rp. 50.000/orang sehingga terlihat beberapa motor turis asing di loket yang sepertinya batal masuk ke pantai. Dari loket ini kita menuruni bukit yang tidak kalah jelek jalannya, berjarak sekitar 200-300m. Buat yang bawa city car sebaiknya jangan ke sini.
Sampai di area pantai kami parkir dan menuju di sebuah gazebo. Ternyata benar-benar tidak rugi setelah menempuh perjalanan jauh dengan apa yang kami temukan. Pantai yang luar biasa. Masih terlihat asri, jauh dari sentuhan modern dan tentu saja sangat sepi. Mungkin banyak operator yang tidak membuka trip ke sini atau kalah pamor dengan Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Selong Belanak.
Di pantai terdapat ayunan buat foto selfie (gratis tentunya) dan beberapa kapal yang bersandar. Kapal-kapal ini adalah transportasi alternatif selain menggunakan jalan darat. Biasanya pengunjung menyewa kapal dari Pelabuhan Tanjung Luar, keuntungannya dengan kapal, bisa singgah di pulau-pulau kecil dan ber-snorkeling. Sementara kalau menggunakan darat kita bisa berkunjung ke Tanjung Ringgit, Tanjung Beloam dll.
Menggunakan drone kami bisa melihat keindahan pantai ini dan area di sekitarnya dari atas. Terlipat pantai ini berupa teluk yang diapit oleh dua tanjung di bagian kiri dan kanan. Di sebelah kiri kanan juga terdapat pantai berpasir putih yang belum tersentuh sementara pulau-pulau kecil bertebaran di sekitarnya. Air laut bergradasi putih, hijau dan biru dengan kapal-kapal diam bersandar. Keindahan yang terabaikan....
Bukit Colong dan Pantai Colong
Pink Beach/Pantai Pink/Pantai Tangsi
Karena Pink Beach ini tidak masuk (menurut driver) area yang dicover, kami membayar biaya tambahan Rp. 100.000 (total Rp. 550.000). Perjalanan dari Senggigi ditempuh hampir 3 jam perjalana. Kok lama ya? Padahal liat di Google Map palingan sekitar 2.5 jam? Ya karena kondisi jalannya... nanti saya jelasin di bawah.
Karena Pink Beach adalah salah satu pantai yang jadi andalan wisata di sini, jadi tidak terllau susah untuk mencapai lokasi ini. dari Mataram kita ambil arah ke Praya (Lombok Tengah). Nanti ada perempatan kanan ke Lembar dan kita ambil lurus saja. Nanti kita akan melihat petunjuk arah ke Pantai Pink ke arah kanan. Nah memasuki jalan desa ini lah terlihat perbedaan 180 derajat dari jalanan beraspal menjadi jalan tanah, ya jalan tanah setanah-setanahnya hahahaa….
Petunjuk arah ke Pink Beach/Tanjung Ringgit |
Kondisi jalan desa |
Pohon sengon di hutan milik Perhutani |
Pohon sengon di hutan milik Perhutani |
Oh iya, kalo melihat di peta, area desa ini sebenarnya tanjung/daratan yang menjorok ke laut. Jadi tanjung ini terdapat tanjung-tanjung kecil. Di ujung tanjung ini terdapat Tanjung Ringgit dimana ini adalah ujung jalan desa ini. Di sebelah kiri terdapat Pantai Tangsi atau yang lebih dikenal dengan nama Pink Beach sementara di sebelah kanan juga banyak terdapat tanjung yang salah satu nya adalah Tanjung Beloam.
Sampai di pertigaan, lurus Tanjung Ringgit dan kiri ke Pink Beach, terdapat loket yang dijaga oleh warga setempat, wisatawan lokal membayar Rp. 10.000 per orang dan wisatan asing Rp. 50.000/orang sehingga terlihat beberapa motor turis asing di loket yang sepertinya batal masuk ke pantai. Dari loket ini kita menuruni bukit yang tidak kalah jelek jalannya, berjarak sekitar 200-300m. Buat yang bawa city car sebaiknya jangan ke sini.
Sampai di area pantai kami parkir dan menuju di sebuah gazebo. Ternyata benar-benar tidak rugi setelah menempuh perjalanan jauh dengan apa yang kami temukan. Pantai yang luar biasa. Masih terlihat asri, jauh dari sentuhan modern dan tentu saja sangat sepi. Mungkin banyak operator yang tidak membuka trip ke sini atau kalah pamor dengan Pantai Kuta Mandalika dan Pantai Selong Belanak.
Di pantai terdapat ayunan buat foto selfie (gratis tentunya) dan beberapa kapal yang bersandar. Kapal-kapal ini adalah transportasi alternatif selain menggunakan jalan darat. Biasanya pengunjung menyewa kapal dari Pelabuhan Tanjung Luar, keuntungannya dengan kapal, bisa singgah di pulau-pulau kecil dan ber-snorkeling. Sementara kalau menggunakan darat kita bisa berkunjung ke Tanjung Ringgit, Tanjung Beloam dll.
Spot selfie Pantai Pink |
Pesona Pantai Pink |
Pantai yang tenang dilihat dari atas |
Pantai Pink dari atas |
Pantai Pink dari atas |
|
Pantai Pink dari atas |
Bukit Colong dan Pantai Colong
Melihat lebih jelas area sekitarnya kami menaiki bukit yang ada di sisi sebelah kiri. Melewati warung-warung berjejer terdapat jalan setapak menuju atas bukit. Dari atas bukit kita bisa menyaksikan Pantai Pink lebih jelas karena bukitnya tidak terlalu tinggi.
Berjalan sedikit ke ujung bukit yang agak naik, kita akan berada di sisi tebing yang langsung ke laut berbatu. Terdapat tebing yang fotogenik, menjorok ke laut dengan karang yang bolong di bagian bawah serta pulau kecil yang terpisah di ujungnya. Ombak-ombak kecil menghempas karang yang berbeda sekali dengan ombak-ombak sepanjang Selatan Jawa.
Berjalan ke bagian kiri kita bisa melihat Pantai Colong yang terlihat tidak ada pengunjungnya karena tidak dikelola. Hanya terlihat satu nelayan yang sedang memancing menggunkan perahu. Pantai ini berpasir putih dengan garis pantai yang lumayan panjang dan berombak tenang. Dan kita hanya bisa menikmati keindahan ini dari atas bukit tanpa bisa turun (mungkin bisa turun melewati jalur lain).
Turun lagi ke Pantai Pink kami makan siang di salah satu warung sudut pantai ini. Menunya ikan bagar dengan harga masih wajar/normal. Kemudian di lanjutkan berenang merasakan air laut pantai ini. Air lautnya yang tenang dan tidak terlalu dalam. . Oh iya, meskipun namanya Pantai Pink, tapi pantainya tidak terlalu pink seperti banyak beredar di internet/medsos. Pantainya cenderung putih dan warna pink bisa kita lihat di area perbatasan laut dan pasir. Kalau kita perhatikan dengan teliti, terdapat butir-butir pasir berwarna pink, mirip serpihan koral atau sejenis ganggang pink?. Dan tentu saja warna ini juga dipengaruhi cahaya matahari, jadi akan berbeda warna kalau kita datang di pagi hari dengan di sore hari. Karena warna pink inilah makanya Pantai Tangsi yang merupakan nama aslinya jadi lebih dikenal dengan nama Pantai Pink/Pink Beach.
Setelah berenang, ganti pakaian dan selanjutnya kami menuju Tanjung Ringgit dan Jeeva Beloam.
Pantai Pink dari Bukit Colong |
Tebing cadas di Bukit Colong |
Tebing cadas di Bukit Colong |
Berjalan ke bagian kiri kita bisa melihat Pantai Colong yang terlihat tidak ada pengunjungnya karena tidak dikelola. Hanya terlihat satu nelayan yang sedang memancing menggunkan perahu. Pantai ini berpasir putih dengan garis pantai yang lumayan panjang dan berombak tenang. Dan kita hanya bisa menikmati keindahan ini dari atas bukit tanpa bisa turun (mungkin bisa turun melewati jalur lain).
Pemandangan dari Bukit Colong |
Pantai Colong dari Bukit Colong |
Menu makan siang |
Berenang di Pantai Pink |
Info:
Nama : Pantai Pink/Pink Beach/Pantai Tansi dan Bukit Colong
Alamat : Desa Sekaroh, kec. Jerowaru-Lombok Timur
Biaya : HTM Rp. 10.000