Melanjutkan postingan sebelumnya, berikut spot-spot yang kami kunjungi selama di Pulau Buton.
7. Goa LantoGoa ini pernah dikunjungi oleh Tim MTMA yang juga melakukan Cave Diving di sini. Goa ini tidak jauh dari pusat kota. Kalau kita menuju Bukit Wantiro atau ke Air Terjun Tirta Rimba, pastilah melewati lokasi ini.
Patokannya di sebelah kiri ada Mesjid yang berada di pinggir pantai, mesjidnya belum selesai (Maret 2018), juga di halaman masjid ini kami parker kendaraan karena ke Goa hanya berupa gang.
Gang nya sesuai dengan nama goanya yaitu Lorong (Lr.) Goa Lanto, di sini jalan kecil disebut Lorong.
|
Jalan masuk Lorong |
Dari jalan raya, ke mulut goa hanya berjarak sekitar 5 m. Oh iya, jangan terkejut karena Goan nya berada di pemukiman, jadi rumah-rumah di sini berada di atas gua. Jangan membayangkan gua yang ada di perbukitan atau hutan hehehehe..
|
Mulut goa |
Dari mulut gua, kita menuruni anak tangga. Karena tidak ada lampu, jadilah kita hanya mengandalkan cahaya dari luar. Jadi harap jalan dengan hati-hati apalagi kalau ada yang berenang, jadi tangganya akan basah dan licin.
Di kunjugan pertama, agak sore, kami melihat banyak anak-anak berenang dan melompat di sini. Dan dikunjugan kedua, agak siang, tidak ada pengunjung, hanya kami bertiga (bersama guide).
|
Suasana dalam goa |
|
Suasana dalam goa |
Nah di kunjungan kedua kami sempat menikmati sejuknya air kolam nya yang berwarna biru. Tapi berhubung sangat gelap, dan rada-rada serem, kami hanya berenang di pinggir hahaha.
Oh iya, menurut guide kami, ada adab ketika mau masuk goa ini, yaitu mengetuk dan mengucapkan salam. Jadi karena kami bertiga, si Guide pun menge tuk batu stalagtite sebanyak 3 kali. Kalo ini gak usah dibahas lebih jauh ya... meski kita gak percaya mitos local, setidaknya kita menghormati dan tidak mengolok-oloknya... Kalau mengenai biaya, tenang aja, gak ada pungutan sama sekali
8. Benteng Keraton ButonInilah spot bersejarah di Kota Baubau. Berada di atas bukit dengan lereng terjal sehingga menjadikannya tempa pertahanan terbaik dulunya. Dari sini kita bisa menikmati pemandangan kota Baubau dan hilir mudik kapal di selat Buton.
|
Salah satu sudut Benteng dari atas |
|
Salah satu sudut Benteng dari atas |
Benteng ini masih berdiri kokoh dan menjadi benteng terluas di dunia dengan luas sekitar 23.375 Ha dengan 12 pintu dan juga terdapat meriam-meriam yang mengarah ke kota.
|
Salah satu sudut benteng |
|
Salah satu sudut benteng |
|
Salah satu sudut benteng |
|
Salah satu sudut benteng |
|
Salah satu sudut benteng
|
|
Salah satu sudut benteng
|
|
Salah satu sudut benteng
|
|
Salah satu sudut benteng
|
|
Salah satu sudut benteng
|
Di dalam benteng sendiri juga terdapat perkampungan, menurut guide kami, perkampungan ini dihuni oleh keluarga-keluarga Sultan. Juga terdapat makam sultan-sultan Buton. Selain itu juga terdapat Istana Sultan yang sekarang dijadikan musium.
|
Makam sultan-sultan Buton
|
|
Istana Kesultanan yang dijadikan Museum |
|
Istana Kesultanan yang dijadikan Museum |
Di sini juga terdapat Mesjid Agung Keraton Buton (1542). Di sekitar mesjid juga terdapat Batu Popaua, batu tempat diambil sumpah raja baru. Tiang Bendera (Kasulana Tombi) Kesultanan Buton yang dibangun 1870-an sampai sekarang masih berdiri kokoh.
|
Mesjid Agung Keraton Buton |
|
Batu Popaua |
|
Kasulana Tombi |
Jadi kalau berkunjung ke Pulau Buton, destinasi ini wajib dikunjungi, di sini kita bisa merasakan sisa-sisa kejayaan Kesultanan Buton. Negeri yang tidak pernah dijajah pada jaman kolonial.
9. Bukit KolagunaDari pusat kota menuju lokasi ini bisa ditempuh dalam waktu sekitar 45 menit. Ke lokasi ini searah kalau kita mengunjungi Air Terjun Tirta Rimba ataupun Pemandian Bungi. Jadi ke tiga lokasi itu bisa dilakukan dalam satu hari. Saran saya, pertama ke Air Terjun Tirta Rimba, kemudian ke Pemandian Bungi selanjutnya sunset di Bukit Kolagana atau bisa di Bukit Wantiro.
Nah, kami ke lokasi ini pas siang hari, jadi cuaca nya sangat panas. Untung saja ada beberapa saung untuk berteduh. Di lokasi, yang oleh masyarakat lokal di sebut Raja Amat ini kita bisa menyaksikan Pulau Muna tepat di depan yang dipisahkan oleh selat yang tidak terlalu jauh tapi kelihatan nya dalam karena airnya berwarna biru hehehhe.
|
Bukit Kolaguna dgn view Pulau Muna |
|
Bukit Kolaguna dgn view Pulau Muna |
|
Bukit Kolaguna dgn view Pulau Muna |
Nah untuk ke sini cukup membayar parkir Rp. 10.000. Usahakan jangan siang tapi sore, kalau siang selain panas juga tidak ada penjual makanan.
|
Spot foto di Bukit Kolaguna
|
|
Spot foto di Bukit Kolaguna |
|
Spot foto di Bukit Kolaguna |
10. Jembatan PumaJembatan ini adalah jembatan yang menghubungkan Kota Baubau (Pulau Buton) dan Pulau Makasar atau biasa disingkat menjadi Puma. Panjang jembatan ini sekitar 1km, lebar 2m.
Sejatinya jembatan ini hanya untuk dilalui kendaraan roda 2 tapi kadang-kadang dilewati kendaraan roda 4.
Kami mengunjungi jembatan ini pagi hari, menunggu penerbangan kembali ke Kendari. Hanya mengambil foto tidak jauh dari mulut jembatan, tidak sampai ke Puma. Tapi dari sini sudah lumayan bagus, karena berada di atas laut menikmati jernih nya air laut.
|
Jembatan Puma |
|
Jembatan Puma |
|
Jembatan Puma |
Selain spot-spot di atas, juga ada beberapa air terjun (bahasa lokal: air jatuh) yang kami kunjungi, yaitu Air Tejun Tirta Rimba, Pemandian Bungi dan Pemandian Kaburaburana. Juga tidak lupa mengunjungi Bukit Teletubbies yang berada di Sampolawa.
Untuk kuliner, jangan lupa menikmati Parende, mirip sop ikan atau Pindang Palembang, yang paling terkenal adalah Parende Mama Jana, depan telkom. Untuk oleh-oleh, pastinya Kacang Mete/Mente dengan aneka macam rasa atauun yang mentah. Harap dicatat, Pulau Buton/Sulawesi Tenggara adalah penghasil terbanyak Kacang Mete setelah Nusa Tenggara Barat/Timur. Jadi jangan heran kalau di perrjalanan kita banyak melihat perkebunan mete di sini.
|
Parende |
Juga, jangan lupa mencicipi durian Banggai yang unik, yang ukurannya hanya sebesar 2 kepalan tangan orang dewasa yang rasanya legit.
|
Durian Banggai |
|
Durian Banggai |
|
Durian Banggai |
Oh iya, untuk makan hemat ddan ekonomis, silahkan ke jajaran warung yang ada di depan stadion, harganya serba Rp. 10.000 (kecuali ayam). Di lokasi ini sangat ramai pembelinya terutama mahasiswa.
Baca juga:
- Kimaboe Hills dan Teluk Cinta