Setelah menginap 2 malam di Pantai Watu Dodol, kami melanjutkan perjalanan menuju Genteng dimana kami akan menginap semalam di daerah ini. Karena kurangnya informasi, ternyata kami salah strategi, dimana rencananya akan mengunjungi Teluk Ijo ternyata gagal karena jarak yang tenyata 2 jam dari penginapan.
Sebelum ke penginapan kami mampir ke Jawatan Perhutani, Benculuk yang sudah saya tulis di postingan sebelumnya. Jarak dari Pantai Watu Dodol ke Jawatan sekitar 1 jam kemudian dilanjutkan ke penginapan sekitar 30 menit (20 km). Setelah mempertimbangkan jarak ke Teluk Ijo sekitar 2 jam sementara sudah lewat tengah hari, kami berencana ke Pantai Karang Kursi.
5. Pantai Wedi Ireng
Mengikuti Google Map, melewati jalan-jalan desa, hampir 1 jam perjalanan, kami sampai di Pantai Lampon (sepertinya ini lokasi markas/perumahan AL). Meski di Google terlihat ada jalan ke Parang Kursi, setelah menanya ke penduduk sekitar ternyata tidak ada akses karena tertutup perbukitan. Atas anjuran salah seorang penduduk sana, kami pun di menuju Pantai Wedi Ireng.
Tetap mengikuti petunjuk Google Map, kami sampai di sebuah teluk di daerah Pancer. Teluk yang dipenuhi kapal-kapal nelayan dan dikelilingi perbukitan sehingga tidak terlihat akses/pantai lain di daerah sana. Setelah bertanya ke penduduk lokal, ternyata Pantai Wedi Ireng berada di balik bukit belakang teluk.
Mengikuti petunjuk penduduk, kami mengambil arah kiri, memasuki jalan desa dan selanjutnya memasuki kebun-kebun. Selanjutnya mengikuti jalan setapak, naik turun bukit yang jalannya cukup buat 1 motor. Melihat kondisi ini saya ingat ketika hunting pantai di Malang dan ke Tanjung Ge’en di Bawean.
Karena bukan hari libur, maka suasana hutan sangat terasa hingga kami keluar dari hutan dan mencapai teluk kecil dengan garis pantai yang tidak terlalu panjang. Ada warung di sini, warung ini dimiliki oleh bapak sekaligus yang mengelola pantai ini. Di hari libur, pengunjung dipungut biaya Rp. 10.000/orang, karena tidak ada pengunjung jadi kami gratis.
Pantai ini berpasir putih, dengan bebatuan karang yang ada di sisi kiri dan karang-karang di sisi kanan yang terlihat karena pasang surut. Air laut nya berwarna biru muda sampai tua. Ombak nya tidak terlalu besar dan di lepas pantai terlihat pulau-pulau berjejer.
Lalu kenapa namanya Wedi Ireng (Pasir Hitam)?. Nah ternyata, kalau kita menaiki bebatuan yang ada di sisi kiri ternyata di baliknya terdapat teluk kecil dengan pasir yang berwarna hitam. Tidak semua pantainya berpasir hitam, hanya terlihat seperti garis-garis. Pasir ini berwarna hitam karena mengandung pasir besi, sama seperti beberapa pantai yang ada di sepanjang pantai selatan Jawa (Jogja, Pacitan, etc). Di pantai ini juga banyak terdapat bebatuan yang diterpa ombak yang besar.
Di atas bebatuan sekitar ini kita bisa mengambil foto dengan latar birunya lautan dan pulau-pulau yang ada di tengah laut.
Nah karena sudah terlalu sore, kamipun memutuskan melanjutkan perjalanan untuk menikmati sunset di Pantai Pulau Merah. Juga mengingat, perjalanan balik dari pantai ini melewati hutan, jadi agak riskan kalau berjalan malam....
6. Pantai Pulau Merah
Perjalanan menuju Pantai Pulau Merah dari Pantai Wedi Ireng ditempuh sekitar 30 menit, atau berjarak sekitar 5km ke arah penginapan. Sebenarnya bisa ditempuh sekitar 15 menit tapi karena melewati hutan, jadi perjalalanan agak lambat.
Sampai di Pantai Pulau Merah sudah mendekati Magrib. Karena pantai ini adalah salah satu tujuan utama wisata di Banyuwangi, terihat banyak pengunjung meskipun bukan hari libur. Masuk lokasi pantai ini gratis alias tidak bayar, dan kami mengambil parkir di dekat pantai di depan warung-warung yang berjejer. Selain warung di sini juga tersedia toilet dan mushola. Umumnya warung di sini menjual kelapa muda dan jagung bakar. Nah, kelapa muda di sini, meskipun di lokasi wisata tidak lebih dari Rp. 10.000 loh....
Pantai ini mempunyai garis pantai yang panjang. Di ujung kiri terdapat pulau yang agak terpisah dari pantai. Inilah yang di sebut Pulau Merah.
Karena datang menjelang sunset, kami tidak lama di sini. Setelah matahari tenggelam kamipun memutuskan kembali ke penginapan. Dan seiring datangnya malam, terlihat cafe-cafe di sekitar pantai mulai ramai dan terlihat bule-bule mulai berkeliaran di jalan mengingatkan kita pantai-pantai di Bali dan Lombok meskipun tidak seramai di sana. Sayang kami tidak bisa menikmati keindahan pantai ini di siang hari... mungkin lain kali..
Baca juga link terkait:- Pantai Watu Dodol dan Jawatan Perhutani Benculuk
- Air Terjun Jagir dan Desa Adat Osing