Soal Penyerangan Novel Baswedan, Polri Sudah Mengantongin Identitas Pelaku - Mabes Polri kini menindaklanjuti temuan tim gabungan kasus teror terhadap penyidik KPK Novel Baswedan. Tim gabungan disebut 'menyetor' temuan menarik terkait motif dan bukti.
"Kaitan dengan barang bukti dan motif tentunya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).
Apa barang bukti dan motif yang ditemukan terkait kasus Novel? Brigjen Dedi belum menyebutkan. Yang pasti, penanganan kasus teror terhadap Novel tetap dilanjutkan dengan memeriksa hasil tim gabungan.
"Langsung diambil alih sama tim penyidik. Teknis itu," kata Dedi.
Hasil investigasi tim gabungan rencananya akan disampaikan pada pekan depan. Anggota TGPF, Hendardi, menduga kasus ini bermotif politik.
"Tapi ini perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik," kata Hendardi di Mabes Polri, Selasa (9/7).
"Motif saya bilang, bukan orang ya, motif politik. Motif akan kami sajikan. Motif itu bisa tidak cuma satu, bisa beberapa yang kami sampaikan. Kami nggak omong orang," imbuh Hendardi.
Lihat Juga : Klausul Kontrak Griezmann Lebih Tinggi dari Messi
Sementara komisioner Komnas HAM bidang Pengkajian dan Penelitian, Choirul Anam, menyebut Komnas HAM dan tim gabungan punya kecocokan soal sosok yang diduga berkaitan dengan peristiwa serangan terhadap Novel.
Anam mengatakan aktor intelektual penyerangan Novel bisa terungkap. Hal itu tergantung pada komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Kami dikasih tahu ada perkembangan signifikan dalam konteks pengungkapan siapa-siapa pelaku-pelaku yang melakukan kejahatan di Novel. Itu sekitar 2-3 bulan yang lalu. Di perkembangan ini yang kami lihat adalah ada beberapa orang yang di lapangan yang juga ditemukan oleh Komnas HAM yang kami nyatakan itu sebagai orang asing menemukan jejak yang terang sampai level di atasnya," kata Anam, Selasa (9/7).
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat menunggu penjelasan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait temuan tim gabungan Novel. JK berharap polisi menemukan pelaku penyerangan ke Novel Baswedan.
"Ya harapan kita bahwa kepolisian dan tim gabungan pencari fakta itu akan menemukan masalah-masalah yang selama ini kita harapkan. Yaitu siapa pelakunya, dan apa motifnya," katanya.
Sementara itu, Novel Baswedan, korban penyiraman air keras, berharap pengungkapan kasus dimulai dengan menangkap eksekutor atau pelaku di lapangan.
"Mengungkap kejahatan jalanan begini haruslah dimulai dengan pelaku lapangannya. Tidak mungkin ada pengungkapan pelaku kejahatan kekerasan jalanan begini, tapi kemudian hanya dimulai dengan spekulasi aktor intelektual pihak mana pihak mana. Saya kira itu bukan investigasi ya. Itu hanya reka-reka atau duga-dugaan saja dan saya kira itu tidak tepat," ujar Novel, Rabu (10/7).
"Kaitan dengan barang bukti dan motif tentunya," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat (12/7/2019).
Apa barang bukti dan motif yang ditemukan terkait kasus Novel? Brigjen Dedi belum menyebutkan. Yang pasti, penanganan kasus teror terhadap Novel tetap dilanjutkan dengan memeriksa hasil tim gabungan.
"Langsung diambil alih sama tim penyidik. Teknis itu," kata Dedi.
Hasil investigasi tim gabungan rencananya akan disampaikan pada pekan depan. Anggota TGPF, Hendardi, menduga kasus ini bermotif politik.
"Tapi ini perkara yang melibatkan, saya kira orang yang juga bisa kita kategorikan sebagai ada latar belakang politik," kata Hendardi di Mabes Polri, Selasa (9/7).
"Motif saya bilang, bukan orang ya, motif politik. Motif akan kami sajikan. Motif itu bisa tidak cuma satu, bisa beberapa yang kami sampaikan. Kami nggak omong orang," imbuh Hendardi.
Lihat Juga : Klausul Kontrak Griezmann Lebih Tinggi dari Messi
Sementara komisioner Komnas HAM bidang Pengkajian dan Penelitian, Choirul Anam, menyebut Komnas HAM dan tim gabungan punya kecocokan soal sosok yang diduga berkaitan dengan peristiwa serangan terhadap Novel.
Anam mengatakan aktor intelektual penyerangan Novel bisa terungkap. Hal itu tergantung pada komitmen Kapolri Jenderal Tito Karnavian.
"Kami dikasih tahu ada perkembangan signifikan dalam konteks pengungkapan siapa-siapa pelaku-pelaku yang melakukan kejahatan di Novel. Itu sekitar 2-3 bulan yang lalu. Di perkembangan ini yang kami lihat adalah ada beberapa orang yang di lapangan yang juga ditemukan oleh Komnas HAM yang kami nyatakan itu sebagai orang asing menemukan jejak yang terang sampai level di atasnya," kata Anam, Selasa (9/7).
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta masyarakat menunggu penjelasan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait temuan tim gabungan Novel. JK berharap polisi menemukan pelaku penyerangan ke Novel Baswedan.
"Ya harapan kita bahwa kepolisian dan tim gabungan pencari fakta itu akan menemukan masalah-masalah yang selama ini kita harapkan. Yaitu siapa pelakunya, dan apa motifnya," katanya.
Sementara itu, Novel Baswedan, korban penyiraman air keras, berharap pengungkapan kasus dimulai dengan menangkap eksekutor atau pelaku di lapangan.
"Mengungkap kejahatan jalanan begini haruslah dimulai dengan pelaku lapangannya. Tidak mungkin ada pengungkapan pelaku kejahatan kekerasan jalanan begini, tapi kemudian hanya dimulai dengan spekulasi aktor intelektual pihak mana pihak mana. Saya kira itu bukan investigasi ya. Itu hanya reka-reka atau duga-dugaan saja dan saya kira itu tidak tepat," ujar Novel, Rabu (10/7).
Soal Penyerangan Novel Baswedan, Polri Sudah Mengantongin Identitas Pelaku